Gara-gara dianggap memperlambat kinerja komputer, banyak user memilih menonaktifkan software keamanan mereka. Tidak sedikit pula yang sering bergonta-ganti software keamanan demi mendapatkan software antivirus yang terbaik.
Demikianlah hasil survey yang digelar perusahaan sekuriti Avira pada bulan November, dengan melibatkan lebih dari 9.000 pengguna software antivirus di seluruh dunia. Hasilnya, lebih dari 62% konsumen mengaku telah membeli lebih dari 1 aplikasi software keamanan dalam rentang tahun yang sama. Mereka juga kerap mengganti-ganti software antivirus demi menemukan software perlindungan yang cocok dan performa yang sesuai untuk PC dan laptop mereka.
Hasil survey juga mengungkapkan, sebanyak 25% konsumen memilih untuk mematikan software antivirus mereka karena merasa komputer mereka jadi lambat. Selain itu, sebanyak 12% responden memilih untuk tidak menggunakan internet sama sekali karena alasan keamanan.
Dari hasil survey di atas, para vendor seakan dihimbau untuk tidak membebani software keamanan dengan fitur-fitur yang memberatkan dan akhirnya berdampak pada kinerja komputer.
Menurut Sorin Mustaca, peneliti keamanan data dari Avira, langkah menonaktifkan antivirus bukanlah aksi yang baik karena justru akan membuat komputer rentan terinfeksi virus.
Selain karena merasa bahwa antivius tersebut malah membebani performa komputer, alasan lain yang membuat user mematikan antivirusnya ialah karena banyaknya tipuan dalam bentuk scareware di internet. Tipuan tersebut akan menggiring user pada pembelian software antivirus palsu. Tahun lalu saja, para pelaku di balik scareware ini mengantongi lebih dari 300 juta USD dari aksi ini.
Meski banyak tipuan yang menyebar di dunia maya seperti di atas, para peneliti tetap menasehati konsumen agar tetap menginstal aplikasi keamanan dan meng-updatenya secara rutin. Meskipun entah akan membuat performa komputer lambat atau tidak, konsumen diharapkan untuk jangan pernah mematikan antivirus mereka.
Sumber: esecurityplanet
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa melihat info yang lain ...